Metodologi Pencapaian Ilmu Menurut Al Ghazali
Metodologi
Pencapaian Ilmu Menurut Al Ghazali
Dari beberapa buku yang kami dapatkan, salah
satunya dari Tesis yang ada di UIN jakarta telah ditulis oleh Zaky Mubarakh
Samrakh, kami mendapatkan dalam tesisnya Al Ghazali mengatakan , ilmu yang
diperoleh manusia melalui dua cara. Pertama, melalui Al Ta’allum Al
Insany dan yang kedua, melalui Al Ta’allum Rabbany.[1] Ia
mengatakan dalam tesisnya, bahwa Al Ta’allum Al Insany adalah cara memperoleh
ilmu dengan 2 segi, yaitu “luar” dan “dalam”. Segi luar dengan cara seseorang
mempelajarinya dengan cara belajar kepada orang lain. adapun dari luar,
seseorang yang memperoleh ilmu dengan cara berfikir/tafakkur. Berikut beberapa ayat suci Al Quran yang menyerukan kepada manusia
untuk mentafakkuri segala ciptaan Allah SWT.
a.
Surah Ar Rum ayat 8
اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْافِى اَنْفُسِهِمْ مَاخَلَقَ اللهُ
السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ مُسَمىًّ
وَاِنَّ كَثِيْراً مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِرَبِّهِمْ لَكَافِرُوْنَ
“Dan
mengapa mereka tidak memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan
dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya
banyak diantara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya.”
b.
Surah Al Jasiyah ayat 13
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ
جَمِيْعًامِنْهُ اِنَّ فِى ذَالِكَ لَاءَيَاتٍ لِقَوْمِ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan dia menundukan
apa yang ada di langit dan di bumi untukmu semuanya sebagai rahmat dari Allah
SWT. Sungguh dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir.”
Adapun Al Ta’allum
Rabbany terjadi melalui dua macam cara, antara lain:
ü Penyampaian wahyu Allah kepada Nabi dan
Rasulnya. Para Nabi dan Rasul memperoleh ilmu melalui wahyu tanpa harus belajar
terlebih dahulu. Allah berfirman:
وَعَلَّمَكَ
مَالَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ
“.....Dan
ia mengajarkan kepada kamu (Muhammad) apa yang engkau belum ketahui...” (QS. An
Nisa: 114). Tingkatan ilmu yang diperoleh melalui wahyu lebih tinggi dari ilmu
yang diperoleh dengan acara lain. karena ilmu tersebut diperoleh langsung dari
Allah SWT.
ü Perolehan ilmu melalui ilham.
Ilham
ialah pemberitahuan dari Tuhan kepada jiwa manusia, berdasarkan tingkat
kesucian jiwa manusia tersebut. Menurut Yusuf Al Qaradhawi sudah tidak menjadi
perdebatan akan terangnya akal pikiran, terangnya qalb, begitu pula dengan
perkataan seseorang yang penuh dengan kebenaran, begitu pula disertai dengan
perbuatannya, dijauhkannya dari sikap ragu pada dirinya. Hal-hal tersebut
menurut Al Qaradhawi salah satu penyebab seseorang yang beriman dan bertakwa
dan selalu bermujahadah kepada Allah SWT.[2] Ia
mengatakan pula dalam bukunya, Ibnu Taimiyah tidak mengingkari akan datangnya
ilham kepada seseorang yang beriman dan bertakwa.[3] Ilmu
Nabawi merupakan ilmu yang diperoleh melalui wahyu, dan wahyu hanya diberikan
kepada Nabi dan Rasul tidak kepada manusia. adapun ilmu ladunny,[4]
menurut kami suatu ilmu yang diperoleh seseorang dari Allah SWT tanpa
perantara. Dapat kami katakan bahwa ilham sangat berhubungan erat dengan ilmu
ladunni. Jadi ta’allum Rabbany yang kedua diperoleh melalui ilham dan ini
termasuk kategori ilmu Rabbany.
B.
Kesimpulan
Dari
uraian makalah ini, dapat kami ringkas bahwa Al Ghazali merupakan ulama yang ahli
dalam bidang teolog, fikih, tasawwuf, filsafat, mantiq, dan lain sebagainya.
Kontribusinya terhadap keilmuan dapat kita lihat melalui rihlah ilmiahnya
bersama beberapa ulama besar seperti Imam Haramain dan ulama lainnya. Serta ia
pula aktif dalam mengajar baik dengan tulisan maupun lisan. Hingga saat ini
kita dapat menemukan karya-karyanya, salah satunya karyanya yang sangat
monumental berupa buku “ihya ulumuddin”. Begitu pula dengan klasifikasi ilmu
yang dikonsepi oleh Al Ghazali melalui bukunya “ihya ulumuddin”. Walaupun
beberapa orang menggap bahwa Al Ghazali merupakan tokoh yang telah melakukan
dikotomi ilmu, tetapi kami sebagai penulis mengatakan hal yang berbeda dengan
anggapan tersebut. Melainkan, ia telah mengelompokkan ilmu-ilmu agar kita dapat
mudah untuk memahaminya. Adapun makalah ini,
jauh dari kesempurnaan. Masih banyak permasalahan yang belum tuntas kami
kaji, karena keterbatasan waktu dan referensi yang dimiliki. Semoga suatu saat
dapat melengkapinya dengan data-data dan referensi yang otentik dan relevan.
Amin. Wallahu A’lam bi Shawab.
Daftar
Pustaka
Al Quran Al
Karim
Abu Hamid Al
Ghazali, Ihya Ulumuddin, ta’liq dan syarh oleh Thoha Abdul Rauf
Sa’ad, Kairo, Maktabah Shafa, 2003.
____________________,
Al Mustashfa,, Bulaq, Matba’ah Amiriyah, 1322 H.
Abdurrahman An
Nahlawi, Ushul Tarbiyah Islamiyah wa Asalibuha Fil Bait wa Al Madrasah wa Al
Mujtama’, Damaskus, Darul Fikr, 2007.
Abu
Al Faraj Abdurrahman Al Jauzi, Al Tabshirah, telah ditahqiq dan tahrij
hadits-haditsya oleh Farid Abdul Aziz Al Jundi, Kairo, Darul Hadits, 2004.
Akram Yusuf Umar
Al Qawasimy, Al Madkhal Ila Madzhab Al Imam As Syafi’i, Yordania, Dar Al Nafais, 2008.
Asrorun Niam, Reorientasi
Pendidikan Islam; Mengurai Relevansi Konsep al Ghazali Dalam Konteks Kekinian,
Jakarta, Elsas, 2006.
Ahmad Tafsir, Filsafat
Ilmu, Bandung, Rosdakarya, 2013.
Ahmad Tafsir, Filsafat
Pendidikan Islami, Bandung, Rosdakarya, 2008.
Ahmad Tafsir, Ilmu
Pendidikan Islam, Bandung, Rosdakarya, 2013.
Adian Husaini, Pendidikan
Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab, Jakarta, Cakrawala
Publishing, 2012.
Amie Primarni
dan Khairunnas, Pendidikan Holistik; Format Baru Pendidikan Islam Membentuk
Karakter Paripurna, Jakarta, Al
Mawardi Prima, 2013.
Abuddin Nata, Sejarah
Pendidikan Islam Pada Masa Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2013.
Abuddin Nata, Sejarah Sosial Intelektual
Islam dan Institusi Pendidikannya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Abuddin Nata, Pemikiran
Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Baharuddin dan
tim penulis, Dikotomi Pendidikan Islam; Historisitas dan Implikasi Pada
Masyarakat Islam, Bandung, PT
Rosdakarya, 2011.
Didin Saefudin
Buchori, Metodologi Studi Islam, Tangerang Selatan, Penerbit Serat Alam
Media, 2005.
Hamid Fahmi
Zarkasy, Framework Kajian Filsafat Islam, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Islam Tsaqafah, Vol 2 no 2, 2006.
Fauzi Al Anjari,
Ahlu Sunnah Al Asya’irah Syahadatu Ulama Al Ummah Wa Adillatuhum, Kairo,
Dar Dhiya, 2006.
Ibnu Abbas, Tanwirul
Miqbas min Tafsir Ibn Abbas, Kairo, Darul Anwar Muhammadiyah.
Jamal Sa’ad
Mahmud Juma’ah, Fi Riyadhi Al Tasawwuf al Islami, Kairo, Universitas Al
Azhar, 1998.
Musthafa bin
Ahmad Al ‘Aqbawi, Hasyiyah ‘ala Syarh ‘Aqidah Ad Dardiri, Kairo,
Maktabah Musthafa Al Halabi, 1949.
Mahmud Syaltut, Tafsir
Al Quran Al Karim, Kairo, Darus Syuruq, 2010.
Musthafa Abdul
Jawwad ‘imran, As Sadad Fi Al Irsyad ila Al Iqtishad fi Al I’tiqad,
Kairo, Darul Bashair, 2009.
Muhammad Munir
Mursi, Falsafah At Tarbiyah Itijahatuha wa Madarisuha, Kairo, Maktabah
‘Alamul kutub, 2007.
Munawir Sadzali,
Islam dan Tata Negara; Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, Penerbit Universitas Indonesia, 2011.
Muhammad Iqbal
dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga
Indonesia Kontemporer, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2013.
M Adib Fuadi
Nuriz, Ilmu Perbandingan Agama, Spirit for Education Development,
Yogyakarta.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam klasik;
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta, Kencana, 2011.
Yusuf Al
Qaradhawi, Al ‘Aql wa Al ‘Ilm Fi Al Quran Al Karim, Kairo, Maktabah
Wahbah, 1996.
Yusuf Al
Qaradhawi, Al Hayah Ar Rabbaniyah wa Al ‘Ilm, Kairo,Maktabah Wahbah,
2006.
Yusuf Al
Qaradhawi, Fushulun Fi Al Aqidah Baina Al Salaf Wa Al Khalaf, Kairo,
Maktabah Wahbah, 2006.
Zaky Mubarakh
Samrakh, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan dan Manfaatnya bagi
Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum di Indonesia, Tesis Di
Uin Jakarta, 1994.
[1] Zaky Mubarakh
Samrakh, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan dan Manfaatnya bagi
Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum di Indonesia, (Tesis Di
Uin Jakarta, 1994).
[2] Yusuf Al
Qaradhawi, Al Hayah Ar Rabbaniyah wa Al ‘Ilm, (cet.6, Kairo,Maktabah
Wahbah, 2006),h.149.
[3] Yusuf Al
Qaradhawi, Al Hayah Ar Rabbaniyah wa Al ‘Ilm, (cet.6, Kairo,Maktabah
Wahbah, 2006),h.150-154.
[4]Ilmu ladunni
ialah ilmu yang diperoleh langsung melalui ilham, iluminasi, inspirasi dari
sisi Tuhan. Lihat Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, (cet.7, Bandung,
Rosdakarya, 2013),h.154.
No comments